Jurnal Pengabdian Masyarakat: Humanity and Medicine
https://hummed.ejournal.unsri.ac.id/index.php/HummedJ
<p>Humanity and Medicine is a scientific journal about community service related to health. This journal is peer-reviewed and published by Faculty of Medicine Universitas Sriwijaya <span class="st">three times in one year. </span></p>Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijayaen-USJurnal Pengabdian Masyarakat: Humanity and Medicine2745-6560Pelatihan skrining tumbuh kembang bagi Guru PAUD di Kota Palembang
https://hummed.ejournal.unsri.ac.id/index.php/HummedJ/article/view/151
<p>Gangguan tumbuh kembang anak dapat mempengaruhi tahapan tumbuh kembang selanjutnya dan dapat memberikan dampak pada masa yang akan datang. Pengasuhan yang baik dan benar bagi anak yang sedang dalam masa tumbuh kembang akan membantu anak untuk tumbuh sehat dan mampu mencapai kemampuan optimalnya sehingga dapat berkontribusi lebih baik dalam masyarakat. Tujuan utama dari pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan keterampilan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk mendeteksi dini gangguan tumbuh kembang, menurunkan angka gangguan tumbuh kembang tingkat lanjut, dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak dengan intervensi dini. Metode pengabdian yang dilakukan pada kegiatan ini yaitu berupa pelatihan penggunaan aplikasi PRIMAKU bagi 1000 Guru PAUD di Kota Palembang dan dilakukan penilaian menggunakan kuesioner pre-test dan post-test. Hasil dari penyuluhan menunjukkan terdapat peningkatan hasil pada dua tolok ukur, yaitu peningkatan pengetahuan peserta berdasarkan hasil pre-test dan post-test jawaban benar sebesar 17,03%. Selanjutnya diharapkan guru PAUD yang telah mengikuti pelatihan dapat menerapkan penggunaan aplikasi PRIMAKU untuk deteksi dini gangguan atau keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia PAUD.</p>Hertanti Indah LestariYudianita KesumaAriesti KarmilaDewi Rosariah AyuAtika Akbari
##submission.copyrightStatement##
2025-03-312025-03-316111110.32539/Hummed.V6I1.151Pengendalian skabies dan pedikulosis melalui pengobatan dan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
https://hummed.ejournal.unsri.ac.id/index.php/HummedJ/article/view/149
<p>Penyakit tropis terabaikan, diantaranya skabies dan pedikulosis, adalah penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di Negara Indonesia. Pondok pesantren adalah lokasi berisiko dengan prevalensi skabies dan pedikulosis cukup tinggi karena memiliki hunian yang padat, kurangnya sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pencegahan serta mengobati penyakit skabies dan pedikulosis di Pondok Pesantren X, Sumatera Selatan. Sebanyak 46 santri dan santriwati dengan keluhan gatal di kulit dan kepala hadir sebagai peserta dalam kegiatan yang dilaksanakan di Bulan November 2023. Pelaksanaan pengabdian terdiri dari pemeriksaan, penyuluhan dengan ceramah, serta <em>pretest</em> dan <em>posttest</em>. Metode pemeriksaan skabies dilakukan secara klinis sesuai kriteria IACS 2020, sedangkan pemeriksaan pedikulosis dilakukan dengan sisir serit terhadap santri santriwati yang mengeluh gatal di kulit dan kepala. Kegiatan penyuluhan bertopik perilaku hidup bersih dan sehat, yang diawali dan diakhiri <em>pretest</em> dan <em>posttest</em>. Dari kegiatan pemeriksaan ditemukan 95% (44) santri menderita skabies dan 36% (17) santri menderita pedikulosis. Peserta cukup antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan, terbukti dari cukup banyaknya pertanyaan sehubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kegiatan harian di pondok pesantren. Kegiatan penyuluhan cukup berhasil yaitu terlihat dari meningkatnya nilai benar dan signifikansi (<em>p < 0.05) </em>hasil <em>pretest </em>dan <em>posttest.</em></p>Gita Dwi PrasastyDwi HandayaniDalilah DalilahSusilawati SusilawatiDesi OktarianaMareska Reggina KristaliaAttina Khairani
##submission.copyrightStatement##
2025-03-312025-03-3161122610.32539/Hummed.V6I1.149Penyuluhan mengenai pencegahan kebutaan akibat katarak di Puskesmas Merdeka Palembang
https://hummed.ejournal.unsri.ac.id/index.php/HummedJ/article/view/166
<p>Katarak yang tidak dioperasi dan gangguan refraktif yang tidak terkoreksi merupakan penyebab paling banyak dari gangguan penglihatan di seluruh dunia. Saat ini, sekitar 94 juta penduduk usia tua di dunia (50 tahun ke atas) mengalami gangguan penglihatan atau kebutaan yang dapat diatasi melalui akses operasi katarakTim Oftalmologi Komunitas dari Bagian Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya melaksanakan program penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman peserta mengenai katarak, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pencegahan serta kesiapan masyarakat dalam menjalani tindakan operasi. Sebanyak 45 peserta, yang merupakan pasien di Puskesmas Merdeka, mengikuti penyuluhan dengan baik. Peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi selama sesi tanya jawab, dan hasil observasi menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang katarak. Program penyuluhan ini berhasil meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai katarak dan langkah-langkah pencegahannya.</p>Ramzi AminPrima Maya Sarimuhammad usman salimdezca nindita
##submission.copyrightStatement##
2025-03-312025-03-3161273410.32539/Hummed.V6I1.166Pengayaan pembelajaran dalam upaya peningkatan pengetahuan mengenai ambigus genitalia pada mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdurrahman Palembang
https://hummed.ejournal.unsri.ac.id/index.php/HummedJ/article/view/163
<p>Disorders of Sex Development (DSD) merupakan salah satu penyakit langka dimana ditemukan gonad, kromosom, dan anatomi seks yang tidak tipikal. Meski berdampak signifikan baik bagi kesehatan fisik maupun fisik penyandangnya, kasus-kasus DSD seringkali undetected dan underdiagnosed. Upaya pengayaan materi dan pembelajaran hingga pelatihan mengenai DSD terhadap para calon tenaga kesehatan bidan merupakan salah satu tindakan nyata yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan awareness terhadap DSD untuk kemudian diharapkan dapat meningkatkan upaya identifikasi dini untuk meningkatkan kualitas hidup dan luaran pasien. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan selama satu semester melalui serangkaian kegiatan berupa kuliah tamu untuk pengayaan pembejaran yang dilakukan secara bertahap sebanyak tiga kali secara dalam jaringan terhadap 55 orang mahasiswa STIKES Abdurrahman Palembang. Pengukurang tingkat pengetahuan mahasiswa STIKES Abdurrahman dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum rangkaian kegiatan dimulai (pre-test) dan setelah kegiatan selesai (post-test). Dari hasil pre-test dan post-test didapatkan peningkatan pengetahuan yang semula hanya 36,4% dengan tingkat pengetahuan cukup pada saat pre-test, menjadi 69,1% dengan tingkat pengetahuan cukup pada saat post-test. Diharapkan dengan adanya pengayaan pembelajaran, para calon bidan dapat mengetahui dan memahami DSD sehingga di kemudian hari dapat meningkatkan upaya penapisan dini kasus-kasus ambigus genitalia yang dapat berujung pada peningkatan kualitas hidup penderitanya.</p>Ziske MaritskaSyifa AlkafRara InggarsihZen HafySepti PurnamasariRini Nindela
##submission.copyrightStatement##
2025-03-312025-03-3161354910.32539/Hummed.V6I1.163Pelatihan tenaga kesehatan dalam penegakan diagnosis penyakit menular seksual dengan pemeriksaan mikroskopis sederhana di fasilitas kesehatan primer
https://hummed.ejournal.unsri.ac.id/index.php/HummedJ/article/view/162
<p>Penyakit menular seksual (PMS) merupakan penyakit infeksi yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, maupun parasit. Penegakan diagnosis etiologi yang tidak tepat dapat menyebabkan penatalaksanaan tidak efektif sehingga mempertinggi resiko penularan. Selain itu, pemberian tatalaksana antimikroba empirik tanpa informasi kemungkinan etiologi di era tingginya kasus resistensi antimikroba seringkali menimbulkan luaran klinis yang tidak memuaskan dan merupakan tindakan yang tidak bijaksana. Pasien dengan PMS seringkali mencari pertolongan pertama di fasilitas kesehatan primer, termasuk puskesmas. Penyegaran akan situasi terkini dari PMS, termasuk cara diagnosis yang tepat bagi tenaga kesehatan akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terhadap pasien. Salah satu pemeriksaan sederhana yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan mikroskopis dari spesimen sekret genitalia, dimana kualitas dari pemeriksaan mikrobiologi sangat bergantung akan kualitas dari spesimen yang diperiksakan. Pelatihan teknik pengambilan spesimen dilanjutkan dengan teknik pemeriksaan mikroskopis pada tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter umum, bidan, perawat, dan ahli tenaga laboratorium medik (ATLM) diharapkan dapat meningkatkan ketepatan diagnosis yang berpengaruh terhadap kualitas manajemen kasus PMS. Pelatihan diadakan dalam bentuk paparan materi dan pelatihan hands-on mengenai cara pengambilan spesimen untuk pemeriksaan mikroskopis dan teknik pemeriksaan mikroskopis sederhana untuk penegakan diagnosis etiologi PMS. Terdapat peningkatan pemahaman peserta pelatihan setelah mendapatkan pemaparan materi dan peragaan terkait pelatihan pertama dan kedua, hal ini dibuktikan dengan peningkatan rerata nilai post-test dibandingkan dengan nilai pre-test. Tenaga kesehatan juga telah dapat mempraktikkan teknik pengambilan spesimen dan pemeriksaan mikroskopis secara mandiri setelah mengikuti pelatihan. Pelatihan ini terbutki meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam manajemen PMS dan membantu meningkatkan angka cakupan diagnosis dalam manajemen PMS.</p>Erizka RivaniRaissa NurwanyEka Handayani Oktharina
##submission.copyrightStatement##
2025-03-312025-03-3161506310.32539/Hummed.V6I1.162Edukasi swamedikasi obat herbal yang rasional pada kelompok ibu rumah tangga di Kelurahan Karya Baru
https://hummed.ejournal.unsri.ac.id/index.php/HummedJ/article/view/169
<p>Survei Kesehatan Indonesia melaporkan bahwa lebih dari setengah penduduk Sumatera Selatan memanfaatkan obat herbal untuk mengobati gejala penyakit. Survei ini juga melaporkan bahwa faktor seperti tingkat pendapatan menengah ke bawah dan jenis kelamin wanita relatif lebih banyak memanfaatkan tanaman obat dibandingkan dengan tingkat pendapatan menengah ke atas dan jenis kelamin laki-laki. Hasil survei kesehatan ini sangat mendukung karakteristik khalayak sasaran pengabdian ini, yaitu masyarakat Kelurahan Karya Baru dengan fokus pengabdian pada kelompok ibu-ibu Majelis Taklim Al-Kahfi. Dari wawancara awal didapatkan informasi adanya kebiasaan untuk swamedikasi anggota keluarga yang sakit, khususnya dengan pengobatan herbal karena dianggap tidak menimbulkan efek samping seperti obat modern (obat sintetik). Hal ini merupakan indikasi adanya penggunaan obat herbal yang kurang rasional dalam praktek swamedikasi. Swamedikasi adalah upaya yang dilakukan oleh individu dalam menentukan pengobatan untuk mengatasi gejala penyakit yang dialami. Agar praktek swamedikasi dapat berjalan secara aman dan efektif, masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan yang adekuat tentang penggunaan obat herbal yang rasional. Dengan demikian, diperlukan suatu kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan meningkatkan pengetahuan tentang jenis obat herbal serta perilaku penggunaan obat secara rasional dalam praktek swamedikasi obat herbal di masyarakat.</p>Ayeshah Augusta RosdahMasayu Syarinta AdeninaNita ParisaDebby Handayati HarahapEvi LusianaFatmawati Fatmawati
##submission.copyrightStatement##
2025-03-312025-03-3161647610.32539/Hummed.V6I1.169Edukasi interaktif kesehatan bayi dan balita sebagai pencegahan stunting melalui program belajar lapangan di Desa Burai
https://hummed.ejournal.unsri.ac.id/index.php/HummedJ/article/view/156
<p>Stunting merupakan salah satu masalah gizi pada balita dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia. Saat ini, Indonesia masih menjadi negara dengan prevalensi stunting tertinggi diantara negara – negara di Asia Tenggara. Kabupaten Ogan Ilir menjadi daerah dengan prevalensi stunting kedua terbesar di Sumatera Selatan yang dimana akan mempengaruhi kinerja pembangunan daerah tersebut baik berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, kemiskinan ataupun ketimpangan. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan edukasi kepada ibu yang memiliki bayi atau balita mengenai stunting dan cara pencegahannya di Desa Burai. Dengan diadakannya kegiatan tersebut, diharapkan ibu yang memiliki bayi/balita menjadi tahu, mau dan mampu dalam mewujudkan kesehatan bayi/balita dengan status gizi dan tumbuh kembang yang baik. Kegiatan pengabdian ini berupa pelaksanaan kegiatan edukasi stunting dan MPASI yang diawali dari pengukuran antropometri bayi/balita, penyuluhan tentang stunting dan isi piringku, pemberian materi mengenai MPASI dan ditutup dengan sesi tanya jawab. Kegiatan Edukasi Interaktif Kesehatan Bayi/Balita sebagai Pencegahan Stunting merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di Desa Burai yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu hamil ataupun ibu yang memiliki bayi/balita dalam pencegahan stunting serta pemberian MPASI yang baik yang disesuaikan menurut usianya.</p>Najmah NajmahAzzahra MaharaniMuhammad Yusuf AbdillahNengsih NengsihSinta Miyarti
##submission.copyrightStatement##
2025-03-312025-03-3161779010.32539/Hummed.V6I1.156Edukasi komprehensif penyakit mata kering di Puskesmas Dempo Palembang
https://hummed.ejournal.unsri.ac.id/index.php/HummedJ/article/view/167
<p>Penyakit mata kering merupakan salah satu masalah kesehatan mata yang paling sering dijumpai di seluruh dunia, termasuk di komunitas kita. Dengan perubahan gaya hidup modern, seperti peningkatan penggunaan perangkat digital dan paparan lingkungan yang kurang bersahabat, prevalensi mata kering semakin meningkat. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan sehari-hari, tetapi juga dapat menyebabkan gangguan penglihatan yang serius jika tidak ditangani dengan tepat. Tim Oftalmologi Komunitas dari Bagian Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya melaksanakan program penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman peserta mengenai penyakit mata kering, mulai dari penyebab, gejala, hingga upaya pencegahan dan pengobatan yang tepat. Melalui edukasi yang baik, kita dapat membantu masyarakat untuk mengenali tanda-tanda awal penyakit ini, menerapkan kebiasaan yang mendukung kesehatan mata, serta mendapatkan perawatan yang tepat sejak dini. Sebanyak 32 peserta, yang merupakan pasien Puskesmas Dempo, berpartisipasi dalam penyuluhan dengan baik. Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi selama sesi tanya jawab, dan hasil observasi mengungkapkan peningkatan pengetahuan mengenai penyakit mata kering. Program penyuluhan ini berhasil meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyakit mata kering serta langkah-langkah pencegahannya.</p>Petty PurwanitaRamzi AminAnang TribowoMonica Putri Cicilia
##submission.copyrightStatement##
2025-03-312025-03-3161919910.32539/Hummed.V6I1.167