Aksi pemberdayaan dan edukasi kader tuberkulosis dalam deteksi kasus tuberculosis, serta deteksi dini hipertensi dan diabetes mellitus di Palembang

  • Rouly Pasaribu Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Divisi Pulmonologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
  • Zen Ahmad Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Divisi Pulmonologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
  • Linda Andriani Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Divisi Pulmonologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
  • Sudarto Sudarto Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Divisi Pulmonologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
  • Ahmad Rasyid Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Divisi Pulmonologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
  • Alif Fathurrachman Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Divisi Pulmonologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
  • Dwi Indira  Setyorini Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Divisi Pulmonologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
Kata Kunci: Tuberkulosis, Kader, Hipertensi, Diabetes, Masyarakat

Abstrak

Tuberkulosis paru merupakan masalah kesehatan global. Menurut laporan tuberkulosis dunia tahun 2022, Indonesia menempati peringkat 2 di dunia dengan estimasi 969.000 kasus. Jumlah kasus tuberkulosis paru yang ditemukan dan dilaporkan hanya 443.235 kasus. Masih ada sekitar 500.000 kasus yang belum ditemukan dan dilaporkan. Penyakit penyerta seperti hipertensi dan diabetes mellitus juga merupakan penyakit yang sering di jumpai namun sering diabaikan saat masih fase dini. Hipertensi dan diabetes mellitus pada pasien tuberkulosis paru dapat berpengaruh buruk dalam hasil pengobatan. Peran penting dalam meningkatkan  penemuan kasus tuberkulosis paru serta deteksi dini komorbid nya dapat dilakukan oleh kader tuberkulosis. Oleh karena itu, dibutuhkan peningkatan dayaguna kader tuberkulosis di Palembang, agar tercapai peningkatan penemuan kasus serta komorbidnya. Melalui organisasi kader tuberkulosis yaitu, Masyarakat Sehat Sriwijaya, 15 kader tuberkulosis diberikan penyuluhan dengan pengayaan materi penemuan kasus serta deteksi dini hipertensi dan diabetes mellitus. Melalui kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan, didapatkan peningkatan pemahaman tentang penemuan kasus tuberkulosis  serta deteksi dini hipertensi dan diabetes mellitus, dengan rerata skor sebelum 56,7, dan rerata skor sesudah 91,3. Dilakukan juga simulasi pelatihan deteksi dini hipertensi dan diabetes mellitus, agar dapat diterapkan oleh kader kepada masyarakat.

##submission.authorBiography##

##submission.authorWithAffiliation##

 

 

Diterbitkan
2023-03-30