Skrining dan konseling gizi rutin dapat meningkatan kewaspadaan terhadap penyakit degeneratif

  • Indah Purnama Sari Program studi gizi,Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya
  • Windi Indah Fajar Ningsih Program studi gizi,Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya
  • Ditia Fitri Arinda Program studi gizi,Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya
  • Najmah Najmah Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya
  • Feranita Utama Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya
Kata Kunci: Skrining, Konseling Gizi, Penyakit Degeneratif

Abstrak

Penyakit degeneratif merupakan penyakit akibat adanya penurunan fungsi organ tubuh. Penyakit degeneratif pada umumnya terjadi pada orang tua namun saat ini sudah banyak juga dialami pada kelompok usia produktif. Penyakit degeneratif dapat dideteksi melalui pemeriksaan kesehatan secara rutin dan melakukan pencegahan faktor risikonya. Pemeriksaan Kesehatan secara rutin memerlukan kesadaran diri, namun tidak semua orang sadar untuk melakukannya. Kegiatan pengabdian masyarakat dengan skema perkuliahan desa mata kuliah dietetik penyakit degeneratif diikuti oleh 25 mahasiswa. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan tujuan meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit degeneratif dengan skrining pemeriksaan kesehatan dan konseling gizi secara rutin yaitu 3 kali pengukuran dalam 30 hari. Pengukuran dilakukan pada komposisi tubuh, tekanan darah, kadar gula darah, dan kolesterol. Hasil pengukuran dijadikan data acuan dalam memberikan konseling pengaturan makan yang tepat. Ada sebanyak 53 warga yang secara sukarela mengikuti kegiatan ini. Kegiatan dilakukan di Kelurahan 13 ulu di Kampung kuliner Bingen yang merupakan desa binaan program studi. Hasil kegiatan ini menunjukkan, selama 30 hari kegiatan terdapat perbaikan hasil di awal hingga pemeriksaan ketiga. Responden yang mengalami hipertensi di pemeriksaan awal 36 orang (65,5%) menjadi 30 orang (54,5%), kadar kolesterol tinggi di pemeriksaan awal 20 orang (36,3%) menjadi 9 orang (16,3%), lemak tubuh yang tinggi 40 orang (72,7%) menjadi 39 orang (70%). Hal ini terjadi karena responden mengalami peningkatan kewaspadaan terhadap hasil pemeriksaan dan disertai pemahaman pengaturan makan yang diperlukan berdasarkan hasil pengukuran indikator kesehatan.

Diterbitkan
2022-03-30